Seni Perang Sun Tzu dan 36 Strategi — Tjio Tjiang Feng


Seni Perang Sun Tzu (Sun Zi Bingfa) yang dikenal pula dengan Sun Tzu Art of War adalah sebuah buku filsafat militer yang diperkirakan pertama kali ditulis pada tahun 400—320 SM oleh Sun Zi (Sun Tzu). Buku ini terdiri dari 13 bab yang di dalamnya membahas strategi dan berbagai metode perang. Buku ini merupakan karya tulis militer Tiongkok yang paling dihormati dan paling terkenal di negara-negara luar Tiongkok. Pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 716—735 M. Sementara itu, di Eropa, diperkenalkan dan diterjemahkan dalam bahasa Prancis oleh Jean Joseph Marie Amiot. Selanjutnya, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kapten E.F. Calthrop, seorang kapten berkebangsaan Inggris. 

Sebenarnya hingga saat ini penulis buku ini masih diperdebatkan oleh para pakar sejarah. Beberapa ahli menyatakan bahwa Sun Zi bukanlah nama asli penulis buku ini, tetapi julukan yang diberikan orang kepada penulis tersebut. Hal ini disebabkan, kata “Zi” pada nama Sun Zi sebenarnya digunakan untuk mengacu pada seorang filsuf sehingga Sun Zi diartikan sebagai “filsuf Sun.” 

Buku ini merupakan salah satu buku strategi militer tertua di dunia dan banyak memberikan pengaruh dalam perencanaan strategi militer, baik Timur maupun Barat. Buku ini juga mengilhami strategi kekuasaan banyak penguasa di dunia. Di samping itu, diaplikasikan pula dalam dunia bisnis, bukan hanya oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga banyak pebisnis dari etnis lain. Karenanya, tidak mengherankan jika Sun Zi Bingfa kemudian menginsipirasi banyak penulis untuk mengembangkan atau menjabarkannya lebih jauh. Dan karya-karya penulis itupun akhirnya menjadi pegangan banyak orang, dari pemimpin negara, pemimpin militer, politikus, konglomerat, pengusaha, pedagang, guru, dosen, bahkan mahasiswa. 

Sementara itu, 36 Strategi yang juga dikenal dengan sebutan 36 Taktik merupakan sajak Tiongkok yang mengulas taktik-taktik kemiliteran. Buku ini memuat 36 skenario perang dalam sejarah Tiongkok pada Zaman Negara-negara Berperang dan Zaman Tiga Negara. Tiga puluh enam strategi ini lebih banyak disampaikan sebagai cerita dari mulut ke mulut daripada didokumentasikan secara tertulis. Meskipun demikian, banyak penulis di Tiongkok yang berusaha mengompilasikan “36 Strategi” ini dari berbagai cerita turun-temurun. 

Secara umum, orang-orang Tiongkok mengatakan bahwa “hanya ada 36 strategi di bawah langit”. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa semua strategi perang, baik modern maupun klasik merupakan variasi dari ke-36 strategi dasar ini. Fakta bahwa “36 Strategi” telah diterjemahkan di sekolah-sekolah militer di negara-negara Barat, menunjukkan adanya kesamaan dengan strategi-strategi yang biasa digunakan dalam perang-perang sebelumnya di sana. 

Pada kurun waktu yang tidak terlalu lama sejak ditemukan di Tiongkok Daratan, dokumen ini menjadi sangat populer, baik di dalam maupun di luar Tiongkok. Bahkan, sering dihubungkan dengan Seni Perang Sun Tzu (Sun Tzu Art of War), meskipun pada kenyataannya buku ini lebih merupakan sebuah buku tentang taktik dibandingkan dengam sebuah buku strategi. Identifikasi terhadap Sun Tzu barangkali tidak terlalu tepat karena Sun Tzu hidup pada periode Musim Semi dan Gugur di Tiongkok, sedangkan 36 sajak tersebut lahir pada periode setelahnya. 

36 Strategi —sebagaimana halnya Seni Perang Sun Tzu—sampai saat ini juga masih dipercaya dan diaplikasikan oleh banyak kalangan, terutama para pemimpin militer dan para pengusaha. Bahkan, di negara kita, sangat mungkin, strategi-strategi yang ada di 36 Strategi ini diterapkan oleh para koruptor kelas kakap yang telah merugikan negara triliunan rupiah, kemudian kabur, dan raib laksana ditelan bumi.

No comments

Theme images by fpm. Powered by Blogger.