Quo Vadis Televisi : Masa Depan Televisi dan Televisi Masa Depan --- Fisip Atmajaya Jogja
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali oleh kehadiran TVRI pada 1962 di Jakarta, disusul kehadiran televisi swasta sejak 1989 hingga sekarang. Sejak kelahirannya, terutama sejak kehadiran stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia, dunia televisi berkembang pesat. Televisi merupakan media yang paling mendapat perhatian khalayak, pengamat, dan pemerhati. Cukup banyak artikel, penelitian maupun buku yang mengkaji tentang televisi. Benci tapi rindu! Di satu sisi TV begitu dibenci. Ada gerakan “Matikan TV-mu”, “Jangan Nonton Sinetron Indonesia”, dan lain-lain. Gerakan seperti ini merupakan ‘perlawanan’ terhadap tayangan dan dampak buruk televisi yang makin sering
disuarakan.
Di sisi lain, banyak orang merindukan dan mencintai televisi. Televisi menjadi teman setia sejak bangun tidur hingga tidur. Televisi bahkan menjadi sosok yang bisa menggantikan tugas guru, agamawan maupun orang tua sebagai educator. Televisi menyediakan role-model bagi anak-anak dan remaja, dan menjadi sumber acuan untuk mendefinisikan mana yang baik dan mana yang buruk dan menjadi semacam agama sipil kontemporer (Robert N. Bellah, 1967, Ratna Noviani, 2008) yang melibatkan bentuk-bentuk pemujaan baru lewat ritual-ritual menonton dan mengkonsumsi media.
Perkembangan televisi di Indonesia telah memunculkan beragam isu dan persoalan, seperti kualitas tayangan, wacana televisi jaringan, televisi lokal, televisi digital, persoalan etika, sumber daya, persoalan kepemilikan, dan lain-lain. Berbagai isu dan permasalahan tersebut menantang kami, sebagai komunitas yang belajar dan melakukan studi tentang media dan televisi untuk menyampaikan pemikiran, gagasan, dan gerundelan tentang televisi kita.
Lewat buku berjudul “ Quo Vadis Televisi : Masa Depan Televisi dan Televisi Masa Depan ” kami ingin mempertanyakan ke mana masa depan televisi dan bagaimana ‘wajah’ televisi di masa depan. Buku ini menyajikan tulisan-tulisan hasil kajian dan pembacaan kami, komunitas orang-orang yang belajar Ilmu Komunikasi tentang kemana arah atau masa depan televisi dan bagaimana televisi masa depan. Para penyumbang tulisan sebagian besar adalah dosen, mahasiswa, dan alumni Prodi Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Buku ini merupakan hadiah ulang tahun ke-19 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
No comments