Sajak Chairil Anwar - koleksi
Satu hal yang hingga saat ini belum tuntas dibicarakan mengenai Chairil Anwar adalah sajak-sajaknya yang terdapat dalam beberapa versi, sebagaimana nampak dalam Deru Campur Debu (DCD), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (KT), Tiga Menguak Takdir (TMT), Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45, dan Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang.1 Ambillah contoh sajak “Aku” (versi DCD), yang dalam versi KT berjudul “Semangat”.
Jassin pernah mengatakan bahwa kata-kata dan tanda-tanda baca yang berbeda dalam sajak-sajak Chairil Anwar adalah “salah kutip atau salah cetak” dan “salah tik”.3 Akan tetapi, jika kita amati kedua versi sajak “Hampa”, tentu timbul pertanyaan: betulkah perubahan redaksi sajak itu hanya karena salah kutip, salah cetak, atau salah tik belaka? Apalagi kalau kita perhatikan bahwa perubahan redaksi sajak Chairil bukan hanya menyangkut perubahan kata dan tanda baca, melainkan juga menyangkut perubahan (penghilangan) bait.
Sajak-sajak yang dimuat dalam koleksi ini hanyalah sajak-sajak asli Chairil, ditambah dengan dua buah sajak saduran.9 Sajak-sajak yang tadinya tanpa judul, dalam koleksi ini diberi judul guna kepentingan praktis (misalnya untuk memudahkan pengutipan). Surat-surat pendek Chairil kepada Jassin — yang selama ini dikutip di sana-sini atau dimuat sepotong-sepotong10 — juga dimuat secara lengkap dalam koleksi ini. Selain itu, disertakan pula bibliografi mengenai Chairil dan karyanya. Sudah barang tentu bibliografi ini belum lengkap karena belum semua tulisan mengenai Chairil dan karyanya tercakup di dalamnya. Mudah - mudahan ketidaklengkapan ini bisa dilengkapi sambil jalan, lebih-lebih mengingat bahwa hingga sekarang pun orang masih terus menulis tentang Chairil maupun karyanya.
Sistematika yang dipakai dalam menyusun koleksi ini disesuaikan dengan sistematika Jassin: sajak-sajak disusun secara kronologis. Dengan begitu, pembaca dapat melihat perkembangan sajak-sajak
Chairil dari awal hingga akhir.
Editor : Pamusuk Eneste
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Tahun : 1986
ISBN : 978-979-22-7277-2
Jumlah Halaman : 158
Unduh: Google Drive
Jassin pernah mengatakan bahwa kata-kata dan tanda-tanda baca yang berbeda dalam sajak-sajak Chairil Anwar adalah “salah kutip atau salah cetak” dan “salah tik”.3 Akan tetapi, jika kita amati kedua versi sajak “Hampa”, tentu timbul pertanyaan: betulkah perubahan redaksi sajak itu hanya karena salah kutip, salah cetak, atau salah tik belaka? Apalagi kalau kita perhatikan bahwa perubahan redaksi sajak Chairil bukan hanya menyangkut perubahan kata dan tanda baca, melainkan juga menyangkut perubahan (penghilangan) bait.
Sajak-sajak yang dimuat dalam koleksi ini hanyalah sajak-sajak asli Chairil, ditambah dengan dua buah sajak saduran.9 Sajak-sajak yang tadinya tanpa judul, dalam koleksi ini diberi judul guna kepentingan praktis (misalnya untuk memudahkan pengutipan). Surat-surat pendek Chairil kepada Jassin — yang selama ini dikutip di sana-sini atau dimuat sepotong-sepotong10 — juga dimuat secara lengkap dalam koleksi ini. Selain itu, disertakan pula bibliografi mengenai Chairil dan karyanya. Sudah barang tentu bibliografi ini belum lengkap karena belum semua tulisan mengenai Chairil dan karyanya tercakup di dalamnya. Mudah - mudahan ketidaklengkapan ini bisa dilengkapi sambil jalan, lebih-lebih mengingat bahwa hingga sekarang pun orang masih terus menulis tentang Chairil maupun karyanya.
Sistematika yang dipakai dalam menyusun koleksi ini disesuaikan dengan sistematika Jassin: sajak-sajak disusun secara kronologis. Dengan begitu, pembaca dapat melihat perkembangan sajak-sajak
Chairil dari awal hingga akhir.
Detail :
Judul : Aku Ini Binatang Jalang -Koleksi Sajak Tahun 1942 - 1949Editor : Pamusuk Eneste
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Tahun : 1986
ISBN : 978-979-22-7277-2
Jumlah Halaman : 158
Unduh: Google Drive
No comments